Kegiatan ini diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Kota Bontang bekerjasama dengan Ikatan Dai Muda Kota Bontang tahun 2019. Bertempat di Aula Kantor Pemerintah Kota Bontang lama, Jl Awang long no 1 Bontang.
Dialog yang berlangsung pada Sabtu, 19 Mei 2019 (13 Ramadhan 1440 H), sesudah sholat trawih pukul 21.00 - 23.30 Wita ini, bersama para nara sumber yaitu Ustadz Dr. H. Nur Taufiq Sanusi Baco, M.H.I. (Gus Nur Taufiq Sanusi), Ustadz H. Faris Khoirul Anam, Lc., M.H.I. (Gus Faris), Ustadz Dr. H. Ahsanul Fuadzi, S.Ag., M.Pd.I (Gus Fuad).
Dalam paparannya, Gus Nur Taufiq Sanusi, beliau membahas Islam Ramah sisi Historis Islam masuk ke Indonesia. Bahwasanya Indonesia itu adalah negara yang sudah mapan nilai budaya dan keagamaannya sedangkan Islam adalah juga hal sudah sempurna maka jika keduanya digabung harus benar-benar dengan skill mekanik yang hebat agar yang bagus bertemu yang sempurna tidak menjadi hancur tetapi semakin memperkuat, memperindah hasilnya.
Oleh karena itu pula kepakaran para penyebar agama Islam di Indonesia harus mempunyai kualifikasi tingkatan mumpuni secara keilmuan dan derajat tinggi dalam hal kewalian. Dengan kompetensi dan derajat kewalian yang tinggi tersebut menelorkan gagasan penyebaran agama Islam dengan Rahmatan Lil 'alamiin. (Wali itu mengislamkan orang yang masih kafir, bukan sebaliknya mengkafirkan orang yang sudah islam).
Beliau juga menjelaskan secara ilmiah bagaimana mereka para penganut aliran transnasional ini menjadi begitu radikal. Sebab:
1. tataran pengetahuan mereka masih pada bidang Ushuluddin bukan syariat (Muamalah dan Ubudiyah) sehingga Kalangan Transnasional ini cenderung memberikan alasan bahwa semuanya terkait pengambilan dalil harus dikembalikan ke Al-Qur'an dan hadits.
2. Kalangan Transnasional ini lebih didominasi kalangan Milenial, dan memiliki ciri khusus haus akan ilmu pengetahuan agama tapi tidak diimbangi dengan akhlaq dan adab.
3. Mereka haus ilmu pengetahuan agama tetapi tidak mengindahkan etika dalam kaedah kaedah keilmuan yang telah dikembangkan oleh salafus sholeh.
Sedangkan Gus Faris membahas Islam Ramah dalam kajian Relasi Fatwa dan Hukum serta Relasi Adab dan Hukum.
Beliau juga menjelaskan tentang implementasi yang benar tentang ukhuwah islamiah. Ukhuwah islamiah dalam implementasinya hendaknya tidak atas dasar hegemoni kebenaran tetapi harus tahu bahwa dalam menyikapi dalil itu ada 3 level yaitu prinsip, interpretasi, dan manifestasi.
Prinsip tidak boleh dipertentangkan karena memang itulah yang sebenarnya hukum itu. Interpretasi adalah level berikutnya yaitu terkait hal hal yang dibahas dalam madzhahibul arba'ah. Manifestasi merupakan cabang terakhir lebih terkait dengan teknis teknis dan cara cara.
Dengan mengetahui cara menyikapi dalil tersebut kita akan mempunyai sudut pandang yang lebih dinamis. Sehingga lebih ramah dan tidak akan cenderung radikal.
Adapun Gus Fuad sebagai Praktisi dan akademisi. Membahas lebih pada hal bagaimana pengalaman interaksi, trik dan solusi serta menyiasati dalam bingkai implementasi Islam Ramah di Lingkungan para penganut Islam transnasional
Semoga hal seperti ini menjadi kalender rutin, biar makin mantap pemahaman nya yg masih cetek ....
BalasHapusAamiin. Terima kasih supportnya
BalasHapusPosting Komentar