Oleh: H. Khumaini Rosadi, SQ, M.Pd.I )*
Kota sepeda terbesar di dunia, ya Amsterdam. Meskipun semua kota di dunia juga banyak yang bersepeda. Karena sepeda di Amsterdam sudah menjadi alat transportasi penting bagi masyarakatnya. Dari kecil sampai kakek nenek semuanya bersepeda. Pantas saja fisik orang-orang belanda tinggi-tinggi karena setiap hari sudah dibiasakan mengayuh sepeda kemanapun pergi.
Belum lengkap rasanya jika ke Belanda tidak mencoba bersepeda. Keliling-keliling kota Amsterdam, melihat-lihat pemandangan sekitar enaknya sambil mengayuh sepeda. Di samping sehat, tidak perlu pakai kartu akses seperti naik trem atau kereta. Pengayuhnya jadi bertambah semangat, kecelakaan pun bisa terhindarkan, paling tidak meminimalisir kecelakaan. Karena kecelakaan kendaraan bermotor biasanya terjadi jika pengemudinya ngebut dan mengantuk. Tetapi dengan bersepeda, pengayuhnya akan merasa santai, senang, dan waspada terhadap kecelakaan.
8/5/2019 saya bersepeda mengelilingi dan melewati sudut-sudut kota Amsterdam. Meskipun tidak jauh, tetapi hati menjadi senang karena pemandangan yang sejuk dengan bunyi kicauan burung pelikan dan jalak hitam yang terbang bebas dan aman. Tidak ada orang yang usil menangkapnya atau membuat perangkap jebakannya.
Belanda bagaikan surga untuk unggas-unggas ini. Keberadannya sangat dilindungi. Tidak dikurung dalam kandang, bebas menari ke sana ke mari.
Ternyata sepeda buatan Belanda sangat kokoh dan tahan lama. Terbukti sepeda-sepeda tua tahun 1970 an saja masih banyak digunakan oleh para anak muda Belanda di sini. Mereknya pun bermacam-macam, ada yang seperti sepeda onthel merek phoenix, Gazelle, simplex, Spirit, Fongers, Sparta, magneet, Batavus, dan lain-lain. Bahkan sepeda tua dari tahun 1940 an pun masih utuh dan tidak ketinggalan zaman untuk digunakan sampai sekarang. Seperti sepeda miliknya pak Joko – Warga Indonesia yang sudah 15 tahun tinggal di Belanda menjadi tukang renovasi rumah – Pak joko membeli sepeda itu dengan harga €500,00 5 tahun yang lalu. Sampai sekarang pun masih kuat dan bergengsi juga.
Semua masyarakat Belanda banyak yang menggunakan sepeda. Anak-anaknya pun diletakkan di depan dalam keranjang khusus seperti becak jika mereka berpergian bersama anaknya. Yang membawa hewan piaraan pun bisa meletakkan hewan kesayanggannya di belakang dalam keranjang. Tidak perlu malu. Justeru dengan sepeda mereka menjadi pe-de berpergiaan ke mana saja. Dan tentunya bebas beaya parkir. hehe
Tua muda, laki perempuan, orang kantoran atau orang rumahan semuanya menggunakan sepeda untuk keperluannya. Jalanan pengayuh sepeda dibuat khusus di pinggir jalan dengan cat merah, dan jalannya dari sebelah kanan. Berbeda dengan di Indonesia yang jalannya dari kiri. Maka jangan salah ambil jalur saat mengayuh sepeda di Belanda, karena kalau salah ambil jalur bisa berakibat kecelakaan.
Di Indonesia pun sekarang sudah mulai banyak yang menggunakan sepeda. Meskipun tidak menjadi alat transportasi utama seperti di Amsterdam, paling tidak sudah banyak komunitas bersepeda gowes yang sudah mearasakan manfaat dari bersepeda. Oleh karena itu, jangan lupakan sepeda. Sepeda itu alat transportasi yang menyehatkan dan ramah lingkungan. Tidak menimbulkan polusi di jalanan.
Semoga semakin sehat dengan bersepeda. Badan yang sehat akan melahirkan pikiran yang cermat. Pikiran yang cermat akan melahirkan gagasan yang hebat. Gagasan yang hebat akan melahirkan pembangunan pesat. Pembangunan yang pesat akan melahirkan kemajuan cepat. Kemajuan yang cepat akan melahirkan pengayuh-pengayuh sepeda yang kuat.
)* Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ichsan Bontang, Dai Tidim Jatman, Dai Ambassador Cordofa, Dosen Stitsyam Bontang, Guru PAI SMA YPK Bontang, Muballigh LDNU Bontang, Imam Masjid Agung Al-Hijrah Kota Bontang, Penulis Buku: Fathul Khoir – Memahami Tajwid dengan 300 bait Syair, Perjalanan Dakwah di Eropa, Al-Ma’shumi – Metode mudah belajar Alquran, Pengantar Mata Kuliah Praktek Keterampilan Ibadah, Fiqih al-Hijrah – Kumpulan Tanya Jawab Fiqih di al-Hijrah.
Posting Komentar