بسم اللّٰه الرحمن الرحيم
وَلَقَدْ اَتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ عَنِ اشْكُرْ لِلّهِ، وَمَنْ يَشْكٌرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ. ١٢
"Dan sungguh, telah kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, Bersyukurkah kepada Alloh! dan barang siapa bersyukur (kepada Alloh), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri. dan barang siapa yang tidak bersyukur (kufur), maka sesunguhnya Alloh Maha Kaya, Maha Terpuji. (Qs Luqman 12)
Dia bukan Nabi juga bukan rosul, dia manusia biasa seperti kebanyakan manusia, tapi namanya sangat melegenda dan abadi seabadi langit dan bumi.
Sosoknya yang sangat sederhana dan apadanya, inilah yang menjadikannya kurang dikenal dibumi, namun dia sangat di kenali oleh penghuni langit.
Dia lebih dikenal sebagai tukang kuli batu dan kuli panggul di pasar tradisional.
Dia adalah seorang laki-laki sama seperti kebanyakan laki-laki, seorang suami sama seperti kebanyakan suami dan seorang ayah sama seperti kebanyakan ayah pada umumnya.
Yang menjadikannya sangat istimewa adalah namanya di sebut dan di tulis di dalam al qur'an, bahkan menjadi judul salah satu surat di dalam al Qur'an.
Dan yang menjadikannya sangat fenomenal adalah karena beliau sosok peletak dasar-dasar kurikulum pendidikan anak atau penggagas ilmu parenting.
Salah satu pola pendidikannya terhadap anaknya yang kemudian di abadikan oleh Alloh Ta'ala di dalam Al Qur'an adalah ayat berikut ini:
وَاِذْقاَلَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظٌهَ يَبٌنَيَّ لاَ تُشْرِكْ بِاللّهِ اَنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمْ (١٣)
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya " Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Alloh, sesungguhnya mempersekutukan (Alloh) adalah benar-benar kedzoliman yang besar.(Qs Luqman, 13)
Nasehat atau pelajaran yang disampaikan oleh Sayyiduna Luqman Al Hakim Ra kepada putranya yang tidak termaktub didalam Al Qur'an Al Kariem sangat banyak dan beragam, diantaranya nasehat berikut ini ;
Sayyiduna Luqman Al Hakim Ra berkata seraya mengajarkan ilmu hikmah kepada anaknya:
1. Wahai anakku, sesungguhnya aku telah banyak memikul batu besar dan bahkan besi, namun menurutku yg paling berat adalah memikul dan membawa AGAMA.
Nasehat ini bermakna, bahwa sungguh tidak ada dalam kehidupan dunia ini yang lebih diperjuangkan kecuali AGAMA. Sebesar-besar energi otak untuk berfikir dan energi otot untuk bekerja mestinya dicurahkan untuk kejayaan AGAMA.
2. Aku telah banyak makan dan mencicipi makanan yg terlezat, juga telah merasakan semua kenikmatan dan fasilitas, namun ternyata yang paling nikmat adalah nikmat KESEHATAN.
Nasehat ini bermakna, bahwa tidak ada nikmat yang dirasakan yang lebih besar dan lebih patut untuk di syukuri kecuali nikmat KESEHATAN, nikmat ini adalah nikmat nomor dua terbesar setelah IMAN.
3. Aku juga banyak merasakan kegetiran dan kepahitan dalam hidup ini, namun yang paling pahit adalah menggantungkan HAJAT kepada sesama MANUSIA.
Nasehat baiknya adalah tidak apa penyesalan yg dirasakan oleh manusia yang lebih besar dibandingkan dengan penyesalan MENGGANTUNGKAN HARAPAN KEPADA SESAMA MANUSIA. Gantungkanlah segala harapan kepada Dzat Yang Maha Esa dan Maha Kuasa untuk mewujudkan segala harapan.
(Di sarikan dari kitab Tanbihul Mughtarrin)
Semoga Alloh Ta'ala menuntun kaum bapak untuk menjadi Luqman Al Hakim Kekinian. Amiin
والله اعلم بالصواب
By ; Saya SANTRI
Posting Komentar