NU Bontang

Banyak Bersabar Menghadapi Ujian Allah SWT (Meneladani Kesabaran Orang-orang Terdahulu)


Khutbah I


Maasyiral Muslimin rahimakumullah. 

Setiap manusia dalam menapakai roda kehidupannya tidak akan lepas dari yang namanya ujian dan cobaan. Nelayan diuji saat laut gelombang tinggi, sehingga ia tidak bisa melaut untuk mencari ikan. Petani di uji saat mereka gagal panen, pedagang di uji saat dagangannya tidak laku. Orangtua didiberikan cobaan melalui anak-anaknya, anak diberikan cobaan melalui orangtua, orang kaya di uji melalui hartanya, si miskin diuji karena kekurangannya, suami diberikan cobaan melalui istriistrinya, isri di uji melalui suaminya, dan berbagai macam cobaan lain yang diberikan Allah subhânahu wa ta’âla kepada hamba-hambanya.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah. 

Ujian dan cobaan yang diterima oleh manusia tidak lain merupakan cara Allah untuk meningkatkan kualitas penghambaan hamba kepada Allah subhânahu wa ta’âla. Dengan ujian, apakah mereka akan berserah diri, ridho dan bersabar, atau ujian dan cobaan justru membuat manusia akan semakin jauh dari Allah subhânahu wa ta’âla. Dalam surat Muhammad ayat 31 Allah berfirman : 

Artinya: “Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu”. 

Maasyiral Muslimin rahimakumullah. 

Tidak ada jalan lain dalam menghadapi segala cobaan dan ujian yang diberikan oleh Allah melainkan kita harus ridho dan menjalaninya dengan sabar. Sebagaimana firman Allah yang tertuang dalam QS. Al-Baqarah ayat 55 :

Artinya : “Dan Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”. 

Maasyiral Muslimin rahimakumullah. 

Ketidak-sabaran kerap membuat manusia jatuh dan tersesat. Alih-alih karena ketidak-sabaran, tidak sedikit manusia berdalih bawah sabar itu ada batasnya. Kalau sabar dikatakan ada batasnya, maka batasannya itu adalah wujud dari ketidaksabaran manusia. Di dalam QS. Ali Imran ayat 200 Allah 

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sabarlah kamu semua dan teguhkanlah kesabaranmu”. 

Maasyiral Muslimin rahimakumullah. 
Dari ayat diatas mengajarkan kepada kita bahwa sebagai hamba yang beriman, kita harus senantiasa melatih diri kita untuk sabar. Baik sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar dalam menghadapi musibah serta sabar dalam menghindari maksiat. Proses membangun mahligai kesabaran tidak seperti membangun sebuah bangunan. Saat kita memiliki material dan harta yang cukup maka bangunan tersebut cepat bisa diselesaikan. Lain halnya dengan sabar. Sabar adalah laut yang tak bertepi dan tak terbatas. Walaupun susah untuk diterapkan tetapi harus selalu diusahakan. Karena Allah bersama orangorang yang sabar. 

Maasyiral Muslimin rahimakumullah. 
Pernah suatu ketika, saat nabi sedang berbaring dibawah naungan ka'bah dengan berbantalkan sorban, ada beberapa sahabat yang mendatangi beliau. Sahabat yang datang kepada nabi baru saja mendapatkan penyiksaan dari orang-orang musyrik. Ia pun mengadukan perkaranya kepada nabi. Mereka berkata: "Tuan, tidakkah tuan memintakan pertolongan kepada kami ? Tidakkah tuan mendoakan kepada kami ?". 
Kemudian Nabi Saw bersabda: "Dahulu, orang yang sebelum kamu. Ada seseorang yang disiksa dengan cara ditanam hidup-hidup, ada pula yang digergaji dari atas kepalanya hingga terbelah dua. Ada pula yang disisir dengan sisir besi, yang mengenai daging dan tulangnya, tetapi keadaan seperti itu tidak membuat iman mereka goyah. Demi Allah, Allah pasti mengembangkan agama Islam ini dari Shan’a (Yaman) sampai Hadra maut. Dimana masing-masing dari mereka tiada yang ditakutkan kecuali kemurkaan Allah melebihi takutnya kambing terhadap serigala. Tetapi kamu sangat terburu-buru. (HR. Bukhari) 

Maasyiral Muslimin rahimakumullah. 
Kisah dari hadis diatas ada dua point penting yang dapat kita ambil pelajaran. Pertama, teguran nabi kepada sahabat karena tidak-sabarannya. Kedua adalah gambaran bagaimana perjuangan orang-orang terdahulu dalam memegang keimanannya kepada Allah subhânahu wa ta’âla. Walaupun mendapatkan penyiksaan yang demikian, tetapi tidak membuat keimanan mereka goyah dan runtuh. Kiat agar kita bisa memiliki sifat sabar. Salah satunya yang bisa kita lakukan adalah menelaah dan meneladani bagaimana bagaimana kesabaran orang-orang terdahulu. Baik nabi dan rasul Allah, maupun para salafussholih,



File Khutbah di atas dapat mendownload disini


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama