Oleh: KH. Mkruf Khozin
Saya meyakini semua aktivis Muslim bergerak untuk izzul Islam wal Muslimin. Cuma caranya yang berbeda. Ada yang dengan purifikasi (pemurnian) Islam, ada yang politik, ada yang dakwah rumah ke rumah, ada yang mendirikan pesantren atau lembaga pendidikan dan sebagainya. Tapi ya jangan saling sikut-sikutan.
Bagi saudara kita yang bercita-cita menegakkan khilafah pasti menganggap nasionalisme sebagai salah satu penghalang. Makanya mereka menolak apapun yang berkaitan dengan nasionalisme, termasuk slogan Hubbul Wathan minal Iman.
Terlalu maklum kalau slogan itu bukan hadis. Para pimpinan di NU berkali-kali sudah menyampaikan bahwa Hubbul Wathan minal Iman bukan hadis, bersamaan dengan mewabahnya syair KH Wahab Hasbullah.
Sampai-sampai Ustaz yang menolak tersebut mencantumkan banyak kitab Takhrij Hadis yang kesemuanya menyatakan bukan hadis. Justeru di sinilah letak ketidakjujuran ustaz tersebut. Yakni ketika mengutip dari kitab Al-Maqashid Al-Hasanah, Al-Hafidz As-Sakhawi membenarkan kandungan makna slogan tersebut:
ﺣﺐ اﻟﻮﻃﻦ ﻣﻦ اﻹﻳﻤﺎﻥ، ﻟﻢ ﺃﻗﻒ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﻣﻌﻨﺎﻩ ﺻﺤﻴﺢ
"Cinta tanah air adalah bagian dari iman". Saya tidak menemukan sebagai hadis, tapi maknanya sudah benar (Al-Maqashid Al-Hasanah, 1/297)
Cinta tanah air merupakan saripati dari doa Nabi dalam hadis Sahih. Saat Nabi dan para Sahabat hijrah ke Madinah, ternyata kota Yatsrib itu banyak wabah penyakit, Abu Bakar mengeluh, Bilal juga berkeluh, dan sahabat Nabi lainnya, maka Nabi berdoa:
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ (رواه البخارى)
“Ya Allah, jadikan kami cinta Madinah, sebagaimana cinta kami kepada Makkah, atau melebihi Makkah” (HR al-Bukhari)
Lihatlah di hadis tersebut, di manapun Rasulullah menjalani kehidupan selalu mencintai negerinya.
Demikian pula istimbath hukum yang dilakukan oleh ulama ahli hadis dari Sahabat Anas:
«ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺇﺫا ﻗﺪﻡ ﻣﻦ ﺳﻔﺮ، ﻓﺄﺑﺼﺮ ﺩﺭﺟﺎﺕ اﻟﻤﺪﻳﻨﺔ، ﺃﻭﺿﻊ ﻧﺎﻗﺘﻪ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﺩاﺑﺔ ﺣﺮﻛﻬﺎ ﻣﻦ ﺣﺒﻬﺎ»
"Jika Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam tiba dari perjalanan dan melihat rumah-rumah Madinah maka Nabi mempercepat kendaraan dengan menggerakkan untanya karena kecintaan Nabi kepada Madinah" (HR Bukhari no 1803)
Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata:
ﻭﻓﻲ اﻟﺤﺪﻳﺚ ﺩﻻﻟﺔ ﻋﻠﻰ ﻓﻀﻞ اﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻭﻋﻠﻰ ﻣﺸﺮﻭﻋﻴﺔ ﺣﺐ اﻟﻮﻃﻦ ﻭاﻟﺤﻨﻴﻦ ﺇﻟﻴﻪ
Hadis ini menunjukkan tentang keutamaan Kota Madinah dan disyariatkannya cinta tanah air serta rindu terhadap negeri (Fathul Bari, 7/621)
Tapi masih ada saja ulama lain yang mempermasalahkan dengan statemen tidak ada kaitan antara cinta tanah air dengan keimanan. Ternyata dijawab oleh ulama ahli hadis yang lain:
ﺃﻭ اﻟﻤﺮاﺩ ﺑﻪ اﻟﻮﻃﻦ اﻟﻤﺘﻌﺎﺭﻑ ﻭﻟﻜﻦ ﺑﺸﺮﻁ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺳﺒﺐ ﺣﺐﻫ ﺻﻠﺔ ﺃﺭﺣﺎﻣﻪ، ﺃﻭ ﺇﺣﺴﺎﻧﻪ ﺇﻟﻰ ﺃﻫﻞ ﺑﻠﺪﻩ ﻣﻦ ﻓﻘﺮاﺋﻪ ﻭﺃﻳﺘﺎﻣﻪ
Negeri tersebut adalah negeri yang telah diketahui, dengan syarat kecintaan pada negeri tersebut untuk bisa bersilaturahmi, atau berbuat baik kepada penduduk negerinya, orang fakir dan anak yatimnya (Syekh Al-Ajluni, Kasyf Al Khafa', 1/399)
Posting Komentar