Oleh : A Buchory NH
Biasa dipanggil mbah Dollah, seorang kakek yang dengan
bangga masih tetap menjadi “Santri” meskipun usianya sudah menginjak kepala 6 .
Beliau di karunia 4 anak dan sudah di karunia 7 cucu, namun yang tinggal
serumah dengan beliau hanya 2 cucu saja. beliau sangat suka jika di panggil “Santri” bukan tanpa alasan, karena
beliau sangat aktif dan tetap energik mengikuti beberapa kajian kitab kuning
beberapa kiyai di 3 pondok pesantern berbeda di daerah jombang dengan menaiki
motor butut Honda Astrea Prima. diantara kitab yang beliau ikuti kajiannnya
adalah Tafsier Jalain, Ihya’ Ulumuddin, Al Hikam, Fathul Wahhab, ‘Ianah Ath
tholibin dan Minhajul abindin. Bisa di bayangkan diusianya yang sudah lebih 60
tahun tapi masih demikian semangat mengaji.
Namun, meskipun beliau disibukkan dengan mengikuti kajian,
beliau tetap menjadi sosok kakek yang sangat perhatian dan sangat menyenangkan
bagi dua cucunya yang serumah. dan dimata putra putrinya beliau adalah sosok panutan
yang sangat berwibawa dihadapan mareka. walau telah ditinggal meninggal oleh
istrinya beliau tetap tidak mengendurkan semangat menuntut ilmunya. Putra
putrinya sama sekali tidak menghalangi sang ayah untuk pergi dari satu pondok
pesantren ke pondok pesantren lainnya untuk mengikuti pengajian kitab kuning.
Di suatu pagi saat sedang kosong tidak ada jadwal
pengajian, beliau memanfaatkan waktu longgarnya itu untuk membuka-buka
kitab-kitab yang biasanya dikaji kepada para kiyai. Tanpa di sadari ternyata
ada salah satu cucunya yang memperhatikan beliau. dengan ditemani secangkir kopi
dan singkong goreng, dengan menggunakan kaca mata beliau sangat khusyuk membaca
kitab-kitabnya. Setelah kitab-kitab di
ditutup dan beliau menutup aktifitasnya itu dengan do’a, maka si cucu pun mendekat,
menyentuh tangan kerut beliau sambil bertanya “Kakek, apakah kakek faham dan hafal semua kitab yang tadi di baca?”.
Sang kakek menjawab,”Ya tidak cung!”.
Percuma dong ngajinya kek, kalau ternyata
tidak faham semua?. “Sini-sini kakek
beri tahu satu hal besar”. sang
kakek memberi pelajaran. “Kakek minta
tolong ambilkan keranjang warna hijau di gudang”, beliau menyuruh cucunya. si
cucu sempat bertanya, “buat apa kek?”. Sudah sana ambil dulu, entar kamu juga
faham”. sang kakek meyakinkannya. “Keranjang
inikah kek?”. Kamu memang cucu kakek
yang hebat”. sang kakek memujinya. kakek
berkata,”Kakek minta tolong ambilkan air
dari sungai menggunakan keranjang itu ya, sana ndak usah bertanya dulu”. si
cucupun segera menuju sungai kecil yang berjarak kurang dari 10 meter dari
rumahnya. Setelah sekira 10 menit sang cucu kembali tanpa membawa air yang
diminta kecuali hanya air yang membasahi keranjangnya. Si cucu berkata,”kakek berkali-kali saya ambil air tapi
tidak bisa membawanya, karena memang pake keranjang”. Sang kakek pun tersenyum
seraya memanggil si cung,” sini-sini
kakek beritahu!, Tadi saat kamu mengambil keranjang ini, keranjangnya bersih
apa kotor?”. “Sangat kotor kek,
banyak debu dan sarang laba-labanya”. “Sekarang
bagaimana?”. “Sangat bersih kek!”.
si cucu menjawab. Kemudian sang kekak tersenyum dan berkata, “ Seperti
itulah orang yang rajin ngaji dan terus ngaji, meskipun tidak semua faham
dengan materi pengajian, akan tetapi mengajian itu tetap besar manfaatnya,
yaitu dapat membersihkan hati!, saat kamu mengambil air di sungai dengan
keranjang tentunya tidak ada air yang didapat, tapi airnya tetap bermafaat,
yaitu bisa membersihkan keranjangnya”.
Kamu faham?, Iya kek.
Akhirnya sicucu mencium tangan dan memeluk sang kakek
dengan penuh kasih sayang, seolah ingin berkata terima kasih atas hikmah yang
diberikan oleh kakeknya, dan hikmah ini menjadi semangat baginya untuk terus
menjadi santri dan terus ngaji hingga akhir hayat nanti.
Alloh Ta’ala berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs Al Mujadalah)
eL-Hikmah :
- Teruslah menjadi santri walau usai tak muda
lagi
- Teruslah mengaji kepada kiyai walau sudah
tidak di pondok lagi
- Mengaji itu dapat membersihkan hati walapun
tidak faham dan belum di amalkan
catatan :
- Nama kiyai, santri dan pondok pesantren tidak
bisa saya sebut karena ada beberapa pertimbangan
- Kisah ini saya simak dari cerita seorang Kiyai
saat memberi motifasi kepada para santri di acara Haflah Akhirussanah
- Saran dan masukan bisa melalui No WA
08125489920
Posting Komentar