Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ
أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي الْقُرْآنِ العَظِيْمِ:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا
Maasyiral Muslimin rahimakumullah.
Jumat saat ini adalah jumat pertama dalam bulan Rabi'ul awal. Bulan Rabi'ul Awal di kalangan orang Arab zaman dahulu adalah dianggap seperti bulan-bulan biasa. Bulan yang tidak memiliki keistimewaan sebagaimana Muharram, Dzul Hijjah atau bulan-bulan haram lainnya. Di dalam bulan Rabi'ul Awal memang nihil kejadian-kejadian penting sebagaimana yang terjadi pada bulan Muharram, yang di dalamnya banyak terdapat peristiwa penting. Seperti diselamatkannya Nabi Musa dari Fir'aun dan bala tentaranya, diselamatkannya Nabi Ibrahim dari kobaran api Raja Namrud, Allah mengeluarkan Nabi Yunus dari perut ikan juga terjadi pada bulan Muharram. Pun di bulan Dzul Hijjah. Ada sejarah penting yang terjadi di dalamnya. Yakni peristiwa penyembelihan terhadap Nabi Isma'il yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s. Dan di bulan inilah prosesi puncak ibadah haji dilaksanakan.
Semula, Rabi'ul Awal tidak memiliki akar sejarah yang kuat. Namun menjadi berbeda ketika Rabi'ul Awal menjadi bulan dimana manusia agung, manusia mulia, manusia istimewa, pembawa rahmat bagi seluruh alam terlahir di dalam bulan ini. Berkah terlahirnya Rasulullah Muhammad SAW di dalam bulan Rabi'ul Awal, Rabi'ul Awal menjadi bulan tersohor, bulan yang dinanti hadirnya, bulan yang kedatangannya disambut dengan suka cita oleh mayoritas kaum muslimin dunia. Begitu dahsyat dampak dari kelahiran Sang Cahaya. Kelahirannya mampu memadamkan api-api sesembahan kaum majusi, membuat patung-patung berhala di sekitar ka'bah roboh dan tepat pada kelahirannya istana raja kisrah sang raja Persia runtuh.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah.
Begitu banyak peristiwa luar biasa yang terjadi saat lahirnya Baginda Agung Muhammad SAW. Kalahnya tentara Abraha oleh burung-burung utusan Allah yaitu Ababil juga tepat pada saat Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Langit bumi dan seluruh jagad semesta menyambut kedatangan Sang Cahaya. Kedatangan sosok yang akan membawa perubahan dalam tatanan manusia. Yang merubah tradisi jahiliyah menjadi tradisi yang sarat etika, tata krama, moral dan akhlakul karimah. Sang Pembawa ajaran mulia, yakni ajaran agama Islam.
Maka tak heran, sampai saat ini waktu kelahirannya banyak diperingati oleh mayoritas penduduk muslim nusantara, bukan hanya nusantara tetapi juga mayoritas penduduk muslim dunia dengan berbagai macam ritual dan peringatan. Karena momentum lahirnya Baginda Nabi Muhammad SAW adalah rahmat bagi seluruh alam.
Peringatan maulidurrasul atau maulid nabi di berbagai daerah di gelar dengan perayaan yang berbeda-beda. Ini menunjukkan bahwa setiap daerah memiliki ke-khasan masing-masing dalam mengekspresikan pengagungan dan kecintaannya kepada Sang Penjuru Alam Nabiyullah Muhanmad SAW. Momentum ini merupakan momentum yang tepat untuk menanamkan rasa cinta anak-anak kita kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Senada dengan apa yang pernah disampaikan oleh beliau Rasulullah SAW:
اَدِّبُوْا اَوْلَادَكُمْ عَلَى ثَلَاثِ خِصَالٍ : حُبِّ نَبِيِّكُمْ وَحُبِّ اَهْلِ بَيْتِهِ وَ قِرَأَةُ الْقُرْأَنِ (رَوَاهُ الدَّيْلَمِي)
Artinya: “Didiklah anak-anak kalian dengan tiga macam perkara yaitu mencintai Nabi kalian dan mencintai keluarganya serta membaca Al-Qur’an.” (H.R Ad-Dailami)
Maasyiral Muslimin rahimakumullah.
Peringatan Maulid Nabi, seyogyanya di kemas dengan sesuatu yang dapat membuat anak-anak senang. Agar mereka merasa bahagia dan merasakankan bahwa momentum Maulid Nabi adalah momentum yang mereka tunggu-tunggu. Jika mereka sudah merasa senang dan bahagia, mereka akan bertanya kepada kita, "Ayah kapan ada acara maulid nabi lagi?", dari sinilah kita bisa mulai menanamkan karakter agar anak-anak kita memiliki rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Mengenalkan sejarah beliau, berkisah tentang masa kecilnya, perjuangannya dalam menyebarkan Islam dan kisah-kisah luar biasa lainnya tentang kehidupan Nabi Muhammad. Agar apa yang mereka idolakan bukan lagi artis-artis barat, artis-artis korea yang mereka anggap cantik dan tampan. Tapi yang menjadi idola mereka adalah Nabi Muhammad SAW. Sang idola sejati, idola kehidupan, idola yang tidak lekang oleh zaman. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surah al-Ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (QS. Al-Ahzab: 21)
Maasyiral Muslimin rahimakumullah.
Rasulullah adalah teladan terbaik. Segala tindak-tanduk yang beliau lakukan menjadi cermin yang dapat kita teladani. Terlebih adalah akhlak yang ada pada beliau. Nabi Muhammad banyak sekali memiliki kemuliaan. Memiliki fisik yang rupawan, pempin yang cerdas yang disegani lawan, sosok yang sangat begitu dermawan. Tetapi dari sekian banyak keistimewaan yang beliau miliki, hanya satu yang dipuji dalam Al-Qur'an, Yakni Akhlak beliau. Kita bisa melihat dalam firman Allah yang terdapat pada surah al-Qalam ayat 4:
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
Artinya: "Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang luhur." (QS. Al-Qalam: 4)
Kisah-kisah tentang kemuliaan akhlak beliau yang luar biasa dapat kita ceritakan kepada anak-anak kita. Seperti bagaimana perilaku beliau saat menghadapi pengemis buta yang kerap mencaci maki beliau atau bagaimana beliau membalas perbuatan orang-orang yang dulu pernah melempari kotoran kepada beliau saat beliau beribadah. Dan masih banyak kisah-kisah yang luar biasa yang menggambarkan akhlak beliau. Agar mereka dapat meneladai bagaimana budi pekerti yang dimiliki oleh Rasulullah SAW. Karena memang awal mula tujuan Allah SWT mengutus Nabi Muhammad adalah untuk menyempurnakan akhlak. Tidak ada pemberian terbaik kepada anak oleh orang tuanya kecuali budi pekerti yang luhur. Sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Badinda Nabi:
مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدَهُ أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ (رواه احمد)
Artinya: "Tidak ada pemberian terbaik orang tua kepada anaknya daripada akhlak (budi pekerti) yang baik." (HR. Ahmad)
Maasyiral Muslimin rahimakumullah.
Pada zaman yang super cepat seperti sekarang, banyak hal yang dapat di akses oleh anak-anak kita melalui internet. Terjadinya degradasi moral besar-besaran bisa jadi karena di internet inilah mereka mendapatkan asupan-asupan tontonan yang tak bermutu juga nir-moral. Tanpa pondasi kuat, mereka akan dengan mudah mengikuti apa saja yang mereka lihat di layar gadget yang mereka miliki. Pondasi kuat yang dapat kita tanamkan kepada mereka adalah bagaimana agar mereka menjadikan Nabi Muhammad sebagau suri tauladan. Sebagai role model dan contoh. Agar mekea memiliki filter untuk menyaring segala hal yang mereka tonton. Apakah tontonan yang mereka lihat layak dan juga bisa menjadi tuntunan ataukah tontonan yang mereka lihat hanyalah sebatas tontonan yang tidak dapat dijadikan sebagai tuntunan.
Semoga anak-anak kita menjadi generasi yang memiliki kecintaan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Mari pergunakan momentum Maulid Nabi ini sebagai momentum untuk menanamkan karakter cinta Nabi kepada anak-anak kita khususnya dan generasi muda kita pada umumnya.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ .أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Posting Komentar