NU Bontang

Dzikir dengan Suara Keras Setelah Shalat Wajib. Inilah dalilnya!


Oleh: Guru Bahri


Dzikir setelah shalat wajib merupakan salah satu amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah saw. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadis yang sahih, terdapat kebiasaan yang dilakukan oleh para sahabat untuk berdzikir dengan suara keras setelah mereka menyelesaikan shalat fardhu. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, ia menyebutkan bahwa mengeraskan suara saat berdzikir setelah shalat wajib sudah menjadi kebiasaan sejak zaman Rasulullah saw. Sebagaimana hadist berikut ini:


عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: "إِنَّ رَفْعَ الصَّوْتِ بِالذِّكْرِ حِينَ يَنْصَرِفُ النَّاسُ مِنَ المَكْتُوبَةِ كَانَ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ." قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: "كُنْتُ أَعْلَمُ إِذَا انْصَرَفُوا بِذَلِكَ إِذَا سَمِعْتُهُ." (رَوَاهُ البُخَارِيُّ)


Artinya: "Dari Ibnu Abbas berkata. Sesungguhnya mengeraskan (bacaan) dzikir  setelah para sahabat selesai shalat wajib sudah ada pada zaman Nabi SAW. (Muhammad saw.)" Ibnu Abbas berkata "Saya mengetahui yang demikian setelah mereka shalat wajib dan saya mendengarnya." (HR. Bukhari)

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari, yang menunjukkan bahwa praktik ini bukanlah sesuatu yang diada-adakan, melainkan telah dilakukan sejak zaman Nabi dan diteruskan oleh para sahabat.


Praktik berdzikir dengan suara keras setelah shalat fardhu memiliki banyak hikmah. Salah satunya adalah sebagai tanda bahwa ibadah shalat telah selesai dan umat Muslim dianjurkan untuk melanjutkan ibadah dengan mengingat Allah melalui dzikir. Dzikir dengan suara yang terdengar juga dapat memberikan efek pengingat bagi orang lain yang mungkin berada di sekitar, sehingga suasana ibadah semakin terasa khusyuk.


Mengeraskan dzikir juga memiliki nilai sosial dalam ibadah. Suara dzikir yang dilantunkan setelah shalat berjamaah menciptakan suasana syiar Islam yang lebih terasa. Hal ini dapat meningkatkan semangat beribadah bagi mereka yang mendengarnya, terutama bagi generasi muda atau orang-orang yang mungkin belum terbiasa dengan kebiasaan berdzikir setelah shalat.


Pada akhirnya, yang terpenting adalah bahwa dzikir setelah shalat wajib merupakan amalan yang sangat dianjurkan, baik dilakukan dengan suara keras maupun pelan. Inti dari dzikir adalah mengingat Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat. Praktik ini menjadi salah satu cara untuk melanjutkan kekhusyukan ibadah setelah menyelesaikan shalat, sebagai bentuk syukur atas nikmat kesempatan beribadah kepada Allah SWT.


Referensi

Khozin, KH. Ma'ruf. 2016. Menjawab Amaliyah & Ibadah yang dituduh Bid'ah. Al-Miftah: Surabaya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama