Oleh: Guru Bahri
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
الحمدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، الحمدُ لِلَّهِ الَّذِي أَمَرَنَا بِالدُّعَاءِ وَوَعَدَنَا بِالإِجَابَةِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ.
Terjemahan dalam Bahasa Indonesia (tidak perlu dibaca)
("Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala amal saleh menjadi sempurna. Segala puji bagi Allah yang memerintahkan kita untuk berdoa dan menjanjikan pengabulan bagi kita. Kami memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, dan memohon ampun kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari keburukan diri kami dan dari kejelekan amal perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan oleh-Nya, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk."
"Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa junjungan kami, Nabi Muhammad, adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, serta kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.")
Hadirin yang dirahmati Allah,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Di bulan suci Ramadhan ini, mari kita tingkatkan keyakinan kita kepada Allah SWT, terutama dalam berdoa. Berdoa bukan sekadar ritual, tetapi bukti ketergantungan kita kepada-Nya. Seorang mukmin harus yakin bahwa setiap doa yang dipanjatkan tidak akan sia-sia, karena Allah Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan doa hamba-Nya.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ : الْإِمَامُ الْعَادِلُ ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يُرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ الْغَمَامِ ، وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ ، وَيَقُولُ الرَّبُّ : وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكَ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ
"Tiga golongan yang tidak ditolak doanya: pemimpin yang adil, orang yang berpuasa hingga ia berbuka, dan doa orang yang terzalimi yang diangkat oleh Allah di atas awan, dibukakan baginya pintu-pintu langit, lalu Allah berfirman: 'Demi kemuliaan-Ku, Aku pasti akan menolongmu meski setelah beberapa waktu'" (HR. Tirmidzi).
Hadits ini menegaskan bahwa doa orang yang berpuasa, seperti kita saat ini, memiliki keistimewaan. Namun, kunci utama dalam berdoa adalah memiliki keyakinan penuh bahwa Allah akan mengabulkan doa kita. Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ بِبُطُونِ أَكُفِّكُمْ ، وَلَا تَسْأَلُوهُ بِظُهُورِهَا ، فَإِذَا فَرَغْتَ فَامْسَحْ بِهَا وَجْهَكَ
"Apabila engkau memohon kepada Allah, maka bermohonlah dengan bagian dalam kedua telapak tanganmu, dan jangan dengan bagian luarnya. Dan ketika kamu telah usai, maka usaplah mukamu dengan keduanya." (HR. Abu Dawud).
Selain itu, Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur'an:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS. Ghafir 40 : 60)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memerintahkan kita untuk berdoa dan menjanjikan pengabulan atas doa tersebut. Namun, terkadang Allah mengabulkan doa tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, tetapi dengan cara yang lebih baik menurut kebijaksanaan-Nya.
Dalam hadits qudsi, Allah SWT berfirman:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا دَعَانِي
"Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku, dan Aku bersamanya ketika ia berdoa kepada-Ku." (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, kita harus selalu berprasangka baik kepada Allah dalam setiap doa yang kita panjatkan. Jika doa belum dikabulkan, janganlah berputus asa, karena mungkin Allah sedang menyiapkan sesuatu yang lebih baik untuk kita.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Sebagai penutup, marilah kita manfaatkan bulan suci Ramadhan ini untuk memperbanyak doa dengan penuh keyakinan dan keikhlasan. Doa yang kita panjatkan tidak akan sia-sia jika diiringi dengan keimanan dan prasangka baik kepada Allah SWT.
Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita dan mengabulkan doa-doa kita. Aamiin ya Rabbal 'Alamin.
وَاللهُ ٱلْمُوَفِّقُ إِلَىٰ أَقْوَمِ ٱلطَّرِيقِ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Daftar Pustaka
- Al-Qur'an Surah Ghâfir ayat 60.
- Hadits riwayat Tirmidzi, tentang doa yang tidak tertolak.
- Hadits riwayat Abu Dawud, tentang cara berdoa.
- Hadits qudsi riwayat Bukhari dan Muslim, tentang prasangka baik kepada Allah.
- NU Online. “Kajian Hadits: Inilah 3 Golongan yang Tidak Ditolak Doanya.” Diakses dari https://islam.nu.or.id/ilmu-hadits/kajian-hadits-inilah-3-golongan-yang-tidak-ditolak-doanya-xPyqb
- NU Online. “Mengangkat Tangan dan Mengusap Muka Ketika Berdoa.” Diakses dari https://islam.nu.or.id/ubudiyah/mengangkat-tangan-dan-mengusap-muka-ketika-berdoa-pBD9N
- NU Jateng. “Untuk Apa Berdoa?” Diakses dari https://jateng.nu.or.id/keislaman/untuk-apa-berdoa-NMcL0
Posting Komentar