Oleh: H. Khumaini Rosadi, SQ, M.Pd.I )*
Rasa masakan Indonesia memang tidak asing lagi oleh orang-orang Belanda. Mungkin karena dulu para pendahulunya pernah tinggal di Indonesia, sehingga sangat familiar sekali dengan menu makanan ala Indonesia. Restaurant Indonesia di Belanda pun tidak pernah sepi dari pelanggan setianya yang keluar masuk warung di saat makan sore pukul 18.00 waktu belanda. Saya melihat sendiri pemandangan pelanggan yang tidak pernah berhenti keluar masuk itu.
Restaurant itu milik ibu Ismiyatun dan bapak Amin yang terletak di Harleem, Netherland. Tidak jauh dari stasiun kereta Harleem. Banyak orang-orang belanda singgah untuk membeli makan dan cemilan di warung ini. Dengan konsep sederhana seperti warung makan padang atau warung tegal di Indonesia, para pelanggan bisa memilih lauk pauk yang mereka inginkan, dan ternyata smoor glinding, menjadi menu pilihan favorit untuk mereka.
Nasi rames atau nasi campur juga mereka suka. Harganya sudah jelas dipampang di daftar menu. Sehingga tidak ada yang kecewa, karena mereka membeli sesuai keadaan kantong mereka. Kalau membeli satu paket menu harganya lebih murah, ketimbang membeli hanya lauknya saja dengan konsep ditimbang per gramnya.
Seperti memilih oseng-oseng sayur kacang panjang saja, ditimbang dalam sebuah microwave ware. Harga per 100 gramnya sekitar €3,00 atau kurang lebih Rp. 48.000
Sebelum mengawali puasa, di tanggal 5 Mei 2019, saya menyambangi salah satu restaurant milik orang Indonesia pak Amin dan bu Ismiyatun di Harleem. Namanya warung Pojok Sari. Saya ditemani oleh beestuur atau pengurus PPME Al-Ikhlas Amsterdam pak Opang Kamal, bu Moti, dan bu iik sukidjo. Di samping banyak juga orang Indonesia yang memiliki restaurant serupa, seperti warung solo milik bu Sri Hartutik, warung madjoe milik pak Umar, warung Adji milik pak Budi Santoso, dan masih banyak lagi warung-warung makan Indonesia yang belum saya kenal.
Harga makan paling murah di warung pojok sari adalah sate ayam lontong €7,00 setara dengan Rp. 112.000 dengan kurs uero sekarang, 1 euro sama dengan 16.000 an. Isinya lontong dan 4 tusuk sate ayam. Mmhh., harga yang lumayan mahal untuk makan sate bagi orang Indonesia. Nasi komplit harganya €10,00, artinya jika dirupiahkan akan setara dengan Rp. 160.000. isinya nasi, tiga lauk pauk, 2 macam sayur, dan satu butir telur. Harga untuk sekali makan restaurant di Belanda kurang lebih membutuhkan uang €7,00 - €12,00 atau kurang lebih Rp. 120.000 – Rp. 200.000.
Selain smoor gelinding, makanan yang disukai oleh orang-orang belanda di warung pojok sari ini adalah ajam pedas, sate malas,oseng-oseng teri, empal pedas, daging rending, daging bali,ajam kare, kerupuk dan rempeyek kacang.
Bersyukurlah kita yang masih diberikan rejeki oleh Allah dan dimudahkan mendapatkan rejeki itu. Terutama bagi pengusaha-pengusaha restaurant Indonesia di Belanda. Jangan lupa untuk menyisihkan sebagian rejekinya untuk berzakat dan bersedekah. Insyaalah akan bertambah berkah dan tidak sepi warungnya dari pelanggan. Karena dari sebagian rejeki kita ada milik orang lain yang harus dikeluarkan zakat infaknya. Dengan zakat dan infak itu akan membuat senang banyak orang, dan kalua orang sudah senang berdoa, maka doanya tidak akan ditolak oleh SWT. Makan banyak-banyaklah menyenangkan orang lain agar mendapatkan doa yang mustajabah dari Allah SWT. amiin
)* Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ichsan Bontang, Dai Tidim Jatman, Dai Ambassador Cordofa, Dosen Stitsyam Bontang, Guru PAI SMA YPK Bontang, Muballigh LDNU Bontang, Imam Masjid Agung Al-Hijrah Kota Bontang, Penulis Buku: Fathul Khoir – Memahami Tajwid dengan 300 bait Syair, Perjalanan Dakwah di Eropa, Al-Ma’shumi – Metode mudah belajar Alquran, Pengantar Mata Kuliah Praktek Keterampilan Ibadah, Fiqih al-Hijrah – Kumpulan Tanya Jawab Fiqih di al-Hijrah.
إرسال تعليق