HUKUM ITU MILIK ALLAH, WAHAI ALI, BUKAN MILIKMU DAN PARA SAHABATMU.
Teriakan itu menggema ketika _Abdurrahman bin Muljam Al Muradi_ menebas Kepala Sahabat Nabi, Khalifah Amirul Mu'minin *Ali bin Abi Thalib*.
Hari Jumat Waktu Subuh 17 Ramadhan, Duka menyelimuti Hati Kaum Muslimin.
Nyawa Sahabat Nabi yang telah dijamin oleh Rasululah SAW menjadi Penghuni Surga itu Hilang di Tangan Seorang Saudara Sesama Muslim.
Khalifah Ali bin Abi Thalib terbunuh atas Nama Hukum Allah, dan Demi Surga yang entah kelak akan menjadi Milik Siapa.
Tidak berhenti sampai disana, saat melakukan Aksinya, Abdurrahman Ibnu Muljam juga tidak berhenti Merapal Surat Al Baqarah ayat 207 :
ﻭَﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻣَﻦْ ﻳَﺸْﺮِﻱ ﻧَﻔْﺴَﻪُ ﺍﺑْﺘِﻐَﺎﺀَ ﻣَﺮْﺿَﺎﺕِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ۗ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﺭَﺀُﻭﻑٌ ﺑِﺎﻟْﻌِﺒَﺎﺩِ
“Dan di antara Manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari Keridhoan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada Hamba-hamba-Nya.”
Sebagai Hukuman atas Aksinya mencabut Nyawa seorang Khalifah, Ibnu Muljam kemudian dieksekusi Mati dengan Cara Qishas.
Prosesi Hukuman Mati yang dijalankan terhadap Ibnu Muljam juga berlangsung dengan Penuh Drama.
Saat tubuhnya diikat untuk dipenggal kepalanya, Dia masih sempat berpesan kepada Algojo :
_“Wahai Algojo, janganlah Engkau Penggal Kepalaku sekaligus. Tetapi Potonglah Anggota Tubuhku Sedikit demi Sedikit, hingga Aku bisa menyaksikan Anggota Tubuhku disiksa *di Jalan Allah*”_
Ibnu Muljam meyakini dengan sepenuh Hati, bahwa Aksinya mencabut Nyawa Suami Sayyidah Fathimah Az Zahra, Menantu dan Sepupu Rasulullah SAW, serta Ayah dari Hasan dan Husein itu adalah sebuah Aksi *_Jihad Fi Sabilillah_*.
Seorang Ahli Surga harus meregang Nyawa di Tangan Seorang Muslim yang meyakini Aksinya itu adalah di Jalan Kebenaran demi meraih Surga Allah.
Potret Ibnu Muljam adalah Realita yang terjadi pada Sebagian Umat Islam.
Generasi Pemuda yang mewarisi Watak Ibnu Muljam itu _Giat memprovokasi untuk berjihad di Jalan Allah dengan Cara Memerangi, dan bahkan Membunuh Nyawa Sesama Kaum Muslimin._
*Siapa Sebenarnya Sosok Abdurrahman Ibnu Muljam?*
Dia adalah Lelaki yang Shaleh, Zuhud dan Bertakwa, dan mendapat Julukan Al-Maqri’.
Sang Pencabut Nyawa Sayyidina Ali bin Abi Thalib itu Seorang Huffazh Alias Penghafal Alquran, dan sekaligus Orang yang mendorong Sesama Muslim untuk menghafalkan Kitab Suci tersebut.
Khalifah Amirul Mu'minin Umar bin Khaththab pernah menugaskan Ibnu Muljam ke Mesir untuk memenuhi Permohonan Sahabat Nabi, Gubernur ‘Amru bin ‘Ash, untuk mengajarkan *Hafalan Alquran* kepada Penduduk Negeri Piramida itu.
Dalam Pernyataannya, Khalifah Umar bin Khaththab bahkan menyatakan :
“Abdurrahman bin Muljam, Salah Seorang Ahli Alquran yang Aku Prioritaskan Untukmu daripada untuk Diriku Sendiri.
Jika Dia telah datang kepadamu, maka siapkan Rumah untuknya, untuk Dia mengajarkan Alquran kepada Kaum Muslimin, dan Muliakanlah Dia Wahai ‘Amru bin ‘Ash”.
Meskipun Ibnu Muljam Hafal Alquran, Bertaqwa, dan Rajin Beribadah, tetapi semua itu tidak bermanfaat baginya.
Dia Mati dalam Kondisi *Su’ul Khatimah*, tidak membawa Iman dan Islam, *akibat kedangkalan Ilmu Agama yang dimilikinya*.
Afiliasinya kepada Pemahaman *Khawarij* telah membawanya terjebak dalam Pemahaman Islam yang Sempit.
Ibnu Muljam menetapkan Klaim terhadap Surga Allah dengan sangat Tergesa-gesa dan Dangkal.
Sehingga Dia dengan Sembrono melakukan Aksi-aksi yang bertentangan dengan Nilai-nilai Luhur Islam.
Alangkah menyedihkan karena Aksi itu diklaim dalam Rangka membela Ajaran Allah dan Rasulullah.
Sadarkah Kita bahwa Saat ini telah Lahir Generasi-generasi Baru Ibnu Muljam yang bergerak secara Massif dan Terstruktur.
Mereka adalah Kalangan Saleh yang menyuarakan Pembebasan Umat Islam dari Kesesatan.
Mereka menawarkan Jalan Kebenaran menuju Surga Allah dengan Cara mengkafirkan Sesama Muslim.
Ibnu Muljam Gaya Baru ini Lahir dan bergerak secara berkelompok untuk meracuni Generasi-generasi Muda Islam. Sehingga Mereka dengan mudah mengkafirkan Sesama Muslim. *Mereka dengan Ringan menyebut Sesat pada Para Ulama*.
Raut Wajah Mereka memancarkan Kesalehan, bahkan Tampak pada Bekas Sujud di Dahi Mereka.
Mereka senantiasa membaca Alquran di Waktu Siang dan Malam. Namun sesungguhnya Mereka adalah Kelompok yang Merugi.
Rasulullah dalam Sebuah Hadits telah memperingatkan Kelahiran Generasi Ibnu Muljam ini :
"Akan muncul Suatu Kaum dari Umatku yang Pandai membaca Alquran. Dimana Bacaan Alquran Kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Bacaan Mereka. Demikian pula Shalat Kalian daripada Shalat Mereka. Juga Puasa Mereka dibandingkan dengan Puasa Kalian. Mereka membaca Alquran, dan Mereka menyangka bahwa Alquran itu adalah Hujjah bagi Mereka, namun ternyata Alquran itu adalah Bencana atas Mereka. Shalat Mereka tidak sampai melewati Batas Tenggorokan. Mereka Keluar dari Islam sebagaimana Anak Panah Meluncur dari Busurnya."
*(Hadits Sahih Riwayat Imam Muslim)*
Kebodohan mengakibatkan Mereka merasa Berjuang Membela Kepentingan Agama, padahal Hakikatnya Mereka sedang memerangi Islam dan Kaum Muslimin.
Wahai Kaum Muslimin,
Waspadalah pada Gerakan Generasi Ibnu Muljam..!!
Mari Kita Siapkan Generasi Muda Kita, agar tidak diracuni oleh Golongan Ibnu Muljam Gaya Baru.
Islam itu Agama Rahmatan Lil Alamin.
Islam itu Agama Keselamatan.
*Islam itu merangkul, dan bukan memukul*.
Ihdinash Shiratal Mustaqiim
KH. AZIZI HASBULLAH*
# *Alumni Pon-Pes Lirboyo Kediri*
# *Dewan Mushohih dan Perumus Senior Bahtsul Masa-il Jawa-Madura*
إرسال تعليق