BANDUNG
- Tengah viral terkait beredarnya flyer
para tokoh muda NU yang akan maju sebagai Calon Kandidat Ketum PBNU melalui Kongres
Besar PBNU pada Desember mendatang.
Salah satunya ialah Pengasuh
Pondok Pesantren Al-Mizan Majalengka, KH Maman Imanulhaq beserta tujuh tokoh
lainnya yang ditunjukkan dalam flyer dengan bertuliskan ”Sekarang Waktunya yang
muda jadi Ketum PBNU”.
Delapan tokoh tersebut yakni
Pimpinan DPR Muhaimin Iskandar, Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI KH Cholil
Nafis, Politikus Golkar Nusron Wahid, Politikus PKB Maman Imanulhaq, Ketua
Ikatan Gus Gus Indonesia (IGGI) Ahmad Fahrur Rozi, Pengasuh Pesantren Asrama
Pelajar Islam Tegalrejo KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf), Pengasuh Pesantren
Al-Mahrusiyah Lirboyo KH Reza Ahmad Zahid (Gus Reza) dan Kiai muda dari
Pesantren Al Falah Ploso Kediri KH Abdurrahman Al-Kautsar (Gus Kautsar).
Hal itu mendapat respon dari
Pengamat sosial dan politik Surya Fermana. Dia melihat dari sisi yang lebih
spesifik bahwa flyer itu muncul sebagai representasi keinginan publik luas agar
PBNU lebih komunikatif dan luwes dalam menghadapi seluruh kelompok.
”Saya mengenal Gus Yusuf,
Kang Maman, Gus Reza, dan Gus Kautsar sebagai tokoh muda yang militan dan
memiliki kemampuan berdakwah yang komunikatif, dan gaul dalam meraih kaum
milineal, kaum ”hijrah” dan dakwah dengan argumen yang kuat dalam menghadapi
radikalisme dan intoleransi,” ujar Surya Fermana, Senin (27/9).
Dia menjelaskan, para tokoh
muda tersebut terbukti aktif dalam pendekatan budaya yang lebih lembut, dan
lebih ramah sehingga lebih diterima kelompok lain yang lebih luas dan beragam.
”NU di tangan tokoh muda ini
akan punya wajah intelektualitas yang berbudaya serta punya visi politik yang
lebih humanis dan mashlahah,” ungkapnya.
Sementara itu, menurut Wakil
Sekretaris NU Jabar, KH Adlan Dai, beberapa nama tersebut yang masuk radar
adalah tokoh muda NU yang punya rekam jejak kuat dalam memperjuangkan Islam
Ahlussunah waljamaah ala Nahdlatul Ulama.
”Mereka adalah tokoh muda NU
tulen, punya darah biru NU dan memiliki militansi dan dedikasi yang tinggi
dalam memperjuangkan Islam Ahlussunah waljamaah ala Nahdlatul Ulama,” tuturnya.
Adlan menambahkan, mekanisme
pemilihan Ketua PBNU ditentukan dalam muktamar yang akan datang. Beredarnya
flyer tokoh muda pimpin PBNU merupakan harapan publik bahwa NU kedepan harus
dipimpin oleh menguasai tradisi keilmuan yang dikembangkan NU, memiliki modal
sosial politik yang memadai untuk membawa NU.
”Kekuatan itu ialah kekuatan
politik masyarakat sipil dalam konteks berbangsa dan bernegara, serta tak kalah
penting memiliki jaringan di luar NU yang memadai untuk membawa cara pandang NU
ke komunitas-komunitas di luar NU dengan pendekatan gaya milenial,” pungkasnya.
(rml/tur)
إرسال تعليق