oleh: KH. Makruf Khozin (Direktur Aswaja Center Jatim)
Masjid dan Musala lama di Kota Bontang dan Juga kawasan Surabaya Pusat masih mempertahankan Tarawih 20 rakaat. Memang ada beberapa Masjid yang baru berdiri memilih 8 rakaat.
Penetapan 20 rakaat ini berdasarkan pendapat mayoritas ulama, seperti yang disampaikan oleh Imam Tirmidzi:
وَأَكْثَرُ أَهْلِ الْعِلْمِ عَلَى مَا رُوِيَ عَنْ عُمَرَ وَعَلِيٍّ وَغَيْرِهِمَا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ عِشْرِيْنَ رَكْعَةً وَهُوَ قَوْلُ الثَّوْرِيِّ وَابْنِ الْمُبَارَكِ وَالشَّافِعِيِّ
“Kebanyakan para ulama berpedoman pada apa yang diriwayatkan dari Umar bin Khatthab, Ali bin Abi Thalib dan sahabat-sahabat Nabi yang selain mereka berdua, bahwa jumlah rakaat Tarawih adalah 20 rakaat. Itu adalah pendapat Ats-Tsauri, Ibnul Mubarak, dan Syafi’i” (Sunan Tirmidzi).
Mayoritas 4 Mazhab Ahlissunah:
ذَهَبَ جُمْهُوْرُ الْفُقَهَاءِ - مِنَ الْحَنَفِيَّةِ وَالشَّافِعِيَّةِ وَاْلحَنَابِلَةِ وَبَعْضِ الْمَالِكِيَّةِ - إِلَى أَنَّ التَّرَاوِيْحَ عِشْرُوْنَ رَكْعَةً (الموسوعة الفقهية - ج 2 / ص 9636)
“Mayoritas ulama fikih, dari Hanafi, Syafii, Hanbali dan sebagian Maliki berpendapat bahwa rakaat Tarawih adalah 20 rakaat” (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah, 2/9636)
وَقَالَ الدَّسُوْقِيّ وَغَيْرُهُ : كَانَ عَلَيْهِ عَمَلُ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ . وَقَالَ ابْنُ عَابِدِيْنَ : عَلَيْهِ عَمَلُ النَّاسِ شَرْقاً وَغَرْباً . (الموسوعة الفقهية - ج 2 / ص 9636)
“al-Dasuqi berkata: 20 rakaat inilah amaliah para sahabat dan para tabiin”. Ibnu Abidin berkata: “20 rakaat inilah amaliah umat Islam, di timur dan barat” (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah, 2/9636)
Validkah riwayat 20 rakaat? Berikut jawaban Mufti Al-Azhar:
أَمَّا ثُبُوْتُ الْعِشْرِيْنَ رَكْعَةً فَكَانَ بِإِجْمَاعِ الصَّحَابَةِ فِى عَهْدِ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ (فتاوى الأزهر - ج 1 / ص 48)
“Ketetapan 20 rakaat adalah berdasarkan ijma’ (konsensus) para sahabat di masa Umar” (Fatawa al-Azhar 1/48)
Kalau ada yang menyanggah bahwa Mayoritas belum tentu benar, maka jawab saja apalagi yang minoritas tambah tidak ada jaminan paling benar.
إرسال تعليق