Khutbah I
اَلْحَمْدُ
لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ.
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى
اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ
الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ
أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي الْقُرْآنِ
العَظِيْمِ:
اَلْيَوْمَ
نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ
اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Maasyiral Muslimin rahimakumullah.
Lisan adalah salah satu anugerah besar yang
diberikan Allah kepada manusia. Dengan lisan, kita dapat saling menjalin
komunikasi. Dengan lisan, kita bisa membuat orang lain bahagia yaitu dengan
cara memuji atau menyanjungnya. Melalui lisan kita bisa menyampaikan ilmu
pengetahuan dan nasihat. Juga dengan lisan, kita dapat membasahi bibir kita
untuk berdzikir kepada Allah. Itulah salah satu hikmah Allah SWT
menganugerahkan lisan kepada manusia. Lisan akan memberikan manfaat besar jika dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Namun lisan juga kerap menjadi salah satu sumber
dosa. Sumber fitnah dan gunjingan bermula dari lisan. Lisan dapat menjadi sebab
hubungan sesama manusia menjadi renggang bahkan putus. Karena lisan inilah
kerap membuat hubungan kita dengan yang lain menjadi tidak harmonis. Karena
lisan, bisa membuat manusia satu dengan yang lainnya saling baku hantam. Adanya
kasus pembunuhan tak jarang terjadi disebabkan bermula dari lisan. Lisan adalah
anggota tubuh yang tak bertulang, tetapi jika kita salah dalam mengendalikannya
lisan bisa menjadi sesuatu yang lebih berbahaya dari tajamnya pedang.
Maasyiral Muslimin
rahimakumullah.
Anugerah lisan yang diberikan oleh Allah SWT kepada
kita ibarat dua mata pisau. Satu sisi memiliki manfaat yang besar, disisi lain
juga kerap menjadi sumber malapetaka. Mengendalikan lisan adalah pilihan
terbaik untuk menjaganya. Agar apa yang keluar dari lisan kita tidak sampai
membuat orang lain tersakiti, agar apa yang kita ucapkan tidak menjadi pisau
tajam yang dapat melukai hati yang lain. Rasulullah dalam salah satu haditsnya
bersabda:
وَمَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ
لِيَصْمُتْ
(متفق عليه)
Artinya: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan
hari akhir, hendaknya dia berkata Baik atau diam." (Muttafaqun Alaih)
Untuk dapat mengendalikan lisan hanya ada dua
pilihan yaitu berkata baik atau diam. Berkata baik artinya mengucapkan hal-hal
yang baik dan bermanfaat. Tidak membicarakan hal yang sia-sia. Karena berbicara
sesuatu yang sia-sia, yang tidak membawa maslahat terkadang menjadi awal
pembicaraan yang melantur pada perkara-perkara haram. Seperti membicarakan
keburukan dan kekurangan orang lain. Itulah yang terjadi pada umumnya. Maka
diam adalah menjadi pilihan terbaik. Rasulullah dalam salah satu haditsnya
beliau bersabda:
أيُّ
الْمُسْلِمِيْنَ أفْضَلُ؟ قالَ: مَن سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِن لِسَانِهِ وَيَدِهِ
(رواه البخارى)
Artinya: "Siapakah yang paling utama diantara
kaum muslimin?", beliau menjawab: "Yaitu ketika orang Islam lainnya
merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya." (HR. Bukhari)
Label muslim dengan predikat terbaik diberikan
kepada seorang muslim yang dapat menyelamatkan muslim lainnya dari gangguan
lisan dan tangannya. Terlebih, di era saat ini, yaitu era media sosial. Ucapan
tidak hanya bersumber dari lisan, bisa juga bersumber dari tangan kita yakni
berupa tulisan. Membuat orang lain selamat dari tangan untuk era sekarang tidak
hanya diartikan sebagai gangguan yang bersifat fisik tetapi juga gangguan dari
kalimat-kalimat yang kerap di tulis oleh tangan kita yang kemudian di unggah di
media sosial seperti facebook, instagram, twitter dan lain sebagainya. Jika
kita menulis sesuatu di media sosial hendaknya tulisan yang kita tulis adalah
sesuatu yang bermanfaat dan mengandung hikmah. Bukan untuk menyinggung,
mencemo’oh, ghibah atau menyakiti yang lainnya. Karena apa yang dikerjakan kaki
dan tangan kita kelak semua akan dimintai pertanggung-jawabannya oleh Allah
SWT. Allah berfirman dalam surah yasin ayat ke 65:
اَلْيَوْمَ
نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ
اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Artinya: “Pada hari ini Kami membungkam mulut
mereka. Tangan merekalah yang berkata kepada Kami dan kaki merekalah yang akan
bersaksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. Yasin: 65)
Maasyiral Muslimin
rahimakumullah.
Adanya pertanggung-jawaban atas apa yang dilakukan
tangan dan kaki kita dihadapan Allah SWT adalah bagian dari bentuk
ke-Mahaadilan Allah SWT. Agar manusia senantiasa berpikir dan senantiasa
berhati-hati atas segala yang diperbuat. Dengan mengingat adanya konsekuensi
dari setiap apa yang kita lakukan dapat menjadi kontrol bagi diri kita agar
menjadi pribadi yang bisa menyelamatkan diri kita pribadi dan juga
menyelamatkan orang lain dari tindak-tanduk yang kita lakukan. Baik itu dari
tangan, kaki, ataupun lisan kita.
Berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara adalah
salah satu cara untuk dapat mengkontrol apakah ucapan yang ingin kita ucapkan
itu baik atau tidak, bermanfaat atau tidak. Sebelum kita berucap, seyogyanya
kita pikirkan matang-matang terlebih dahulu apa yang hendak kita bicarakan.
Jangan sampai kita berbicara hanya menuruti hawa nafsu kita sehingga tidak
berpikir dampak dari apa yang dibicarakan. Banyak orang-orang yang tergelincir
karena lisannya sebab mereka tidak berpikir terlebih dahulu atas apa yang
hendak mereka ucapkan. Rasulullah SAW telah mengingatkan kita semua mengenai
masalah ini. Beliau bersabda:
إِنَّ
الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ فِيْهَا، يَزِلُّ بِهَا
فِي النَّارِ أَبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ (متفق عليه)
Artinya: “Sesungguhnya seorang hamba bisa
tergelincir ke neraka lantaran mengucapkan perkataan tanpa dipikir terlebih
dahulu. Dimana luas neraka itu lebih luas dari jarak antara timur dan barat
(Muttafaqun Alaih)
Maasyiral Muslimin
rahimakumullah.
Selanjutnya, fungsi terbaik lisan adalah ketika
digunakan untuk berdzikir kepada Allah. Sering kali lisan kita, kita gunakan
untuk berbicara pada hal-hal yang kurang bermanfaat bahkan sia-sia. Banyak
bicara, terlebih apa yang dibicarakan adalah sesuatu yang tidak memiliki asas
manfaat bisa membuat hati kita menjadi keras. Dampak dari kerasnya hati
memiliki efek yang besar dan akan berpengaruh dalam hidup kita. Kerasnya hati
menjadikan sesorang susah memerima nasihat, membuat hilangnya kepekaan sosial,
dan akan membuat seseorang semakin jauh dari Allah SWT. Rasulullah SAW
bersabda:
لاَ
تُكْثِرُوا الْكَلَامَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ فَإِنَّ كَثْرَةَ الْكَلَامِ
بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ قَسْوَةٌ لِلْقَلْبِ وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْ
اللَّهِ الْقَلْبُ الْقَاسِي (رواه الترميذى)
Artinya: "Janganlah kalian banyak bicara tanpa
berdzikir kepada Allah, karena banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah
membuat hati menjadi keras, dan orang yang paling jauh dari Allah adalah orang
yang berhati keras." (HR. Tirmidzi)
Kita berdoa semoga kita semua diberikan kemampuan
untuk mengendalikan lisan dan tangan kita agar tidak menyakiti hati orang lain.
Dan semoga kita bisa menggunakan anugerah tangan dan lisan ini untuk melakukan
hal-hal yang baik sehingga ketika kita dimintai pertanggung-jawaban dihadapan
Allah rapor yang kita terima adalah rapor dengan nilai-nilai yang baik, yang
mampu mengantarkan kita menuju syurganya Allah SWT. Aamiin ya robbal alamin.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا
ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ
وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ
وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ .أَمَّا
بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ
الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ،
أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ
اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ
الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالْأَمْوَاتِ، اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ
وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ
وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا
هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيْرٌ. عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ
وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ،
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
versi pdf silahkan download disini
إرسال تعليق