Bontang, 28-29 Oktober 2023 - Forum Komunikasi Santri Bontang (FKSB) menggelar Seminar Kebangsaan Islam Wasathiyah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada akhir pekan ini. Acara ini berlangsung selama dua hari, yaitu Sabtu hingga Ahad, di Gedung NU Kota Bontang, dan menarik peserta dari berbagai kalangan masyarakat Kota Bontang.
Pada hari pertama seminar, Bapak Hikmad Abdurrahman, M.Pd., dengan penuh energi memimpin sebagai moderator. Ia membuka diskusi dengan penuh semangat, mendorong peserta untuk aktif berpartisipasi dalam diskusi yang berfokus pada nilai-nilai Islam Wasathiyah yang sangat penting untuk keharmonisan masyarakat di NKRI.
Hari kedua seminar, peran moderator dipegang oleh Bapak Mahbub Ibnu Rasul, S.Pd.I., yang dengan bijaksana memandu diskusi sepanjang hari. Diskusi hari kedua juga dilimpahi wawasan berharga tentang toleransi dan persatuan dalam Islam.
Dua pemateri berpengalaman ikut menyumbangkan pengetahuan mereka dalam seminar ini. Pemateri pertama, Gus Moh. Fauroq Stabat, adalah seorang penulis buku berjudul "Fiqih Kebangsaan." Ia memberikan pandangan unik tentang bagaimana Islam dapat memainkan peran kunci dalam membangun negara yang berlandaskan persatuan, toleransi, dan keadilan.
Pemateri kedua, Dr. M. Najih Arromadloni, Sekretaris Jenderal Badan Penanganan Ekstrimisme dan Terorisme Majelis Ulama Indonesia (MUI), membawa perspektif yang mendalam tentang bagaimana menghadapi tantangan ekstremisme dan terorisme dalam konteks kebangsaan.
Acara tersebut berhasil menarik perhatian sekitar 100 peserta dari berbagai lapisan masyarakat Kota Bontang. Mereka aktif berpartisipasi dalam diskusi, bertanya, dan berbagi pandangan tentang bagaimana menjaga NKRI sebagai negara yang inklusif dan harmonis.
Seminar Kebangsaan Islam Wasathiyah yang diselenggarakan oleh FKSB ini bukan hanya memperkaya pengetahuan masyarakat, tetapi juga menjadi wadah untuk mempromosikan persatuan dan toleransi, nilai-nilai yang sangat penting dalam NKRI. Semoga hasil diskusi dari seminar ini dapat menginspirasi lebih banyak individu untuk menjunjung tinggi semangat kebhinekaan dan kebersamaan dalam masyarakat.
Dalam sambutannya, Ketua FKSB KH. Mulkan Adzima menyampaikan terima kasih kepada semua peserta, pemateri, dan panitia atas keberhasilan acara ini. Beliau menjelaskan bahwa FKSB sebagai wadah komunikasi antara santri dan masyarakat Bontang memiliki komitmen kuat untuk mendukung semangat persatuan dan kebangsaan.
"Melalui seminar ini, kita bersama-sama telah mendalami konsep Islam Wasathiyah yang sangat relevan dalam konteks NKRI. Islam Wasathiyah mengajarkan moderasi, toleransi, dan kerukunan antarumat beragama, nilai-nilai ini sangat penting bagi kita sebagai warga negara Indonesia," ujar KH. Mulkan.
Beliau juga menekankan pentingnya menjaga kerukunan dalam masyarakat, terlepas dari perbedaan agama, etnis, dan budaya. "Kita adalah bagian dari bangsa Indonesia yang majemuk, dan kita harus bersatu untuk membangun Indonesia yang lebih baik," tambahnya.
Sambutan dari KH. Mulkan Adzima diakhiri dengan harapan bahwa seminar ini akan menjadi awal dari upaya lebih lanjut dalam memperkuat semangat persatuan dan toleransi di Kota Bontang. "Marilah kita bersama-sama berperan aktif dalam membangun masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai Islam Wasathiyah, dan terus berkontribusi dalam memajukan NKRI," tutupnya dengan semangat.
Setelah sambutan yang inspiratif dari Ketua Forum Komunikasi Santri Bontang (FKSB), KH. Mulkan Adzima, giliran Ketua Panitia, KH. Achmad Buchory Nurhadi, memberikan sambutannya.
Dalam sambutannya, KH. Achmad Buchory Nurhadi menyampaikan rasa syukur dan penghargaan kepada seluruh tim panitia yang telah bekerja keras untuk menjadikan Seminar Kebangsaan Islam Wasathiyah menjadi sukses besar. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada semua peserta dan pemateri yang telah hadir dengan semangat tinggi dalam mendiskusikan isu-isu penting terkait persatuan dan kebangsaan.
KH. Achmad Buchory Nurhadi menjelaskan bahwa tujuan utama dari seminar ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang Islam Wasathiyah dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat membantu memperkuat persatuan dalam masyarakat. "Kita percaya bahwa pemahaman yang kuat tentang Islam Wasathiyah dapat membantu kita semua menjadi agen perdamaian dan toleransi di tengah-tengah masyarakat yang beragam," kata beliau.
Ketua Panitia ini juga menekankan bahwa acara seperti ini tidak hanya sekadar berbicara, tetapi juga sebagai langkah awal dalam mendorong perubahan positif dalam masyarakat. "Seminar ini adalah langkah pertama. Sekarang, tugas kita adalah menerapkan nilai-nilai yang kita pelajari dalam kehidupan sehari-hari, dan menginspirasi yang lainnya untuk melakukan hal yang sama," tambahnya.
Sambutan dari KH. Achmad Buchory Nurhadi ditutup dengan semangat untuk terus mendorong komunikasi yang positif, kerjasama, dan pembelajaran yang mendalam dalam upaya memperkuat kesatuan dan persatuan dalam masyarakat. "Mari bersama-sama kita menjadi pelopor perdamaian, toleransi, dan persatuan dalam kerangka NKRI yang kita cintai," pungkasnya dengan penuh semangat.
إرسال تعليق