NU Bontang

Keramahan yang Pura-pura Lebih Berbahaya daripada Permusuhan yang Terang-terangan


Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berinteraksi dengan berbagai macam orang dengan karakter dan sikap yang beragam. Ada yang menunjukkan keramahan tulus dan ikhlas, namun ada pula yang sekadar berpura-pura ramah. Dalam ajaran agama Islam, penting untuk menilai sikap dan niat seseorang dengan bijak. Keramahan yang pura-pura, meskipun terlihat menyenangkan di permukaan, sebenarnya bisa lebih berbahaya daripada permusuhan yang terang-terangan.

 

 Keramahan yang Pura-pura dalam Pandangan Islam

 

Islam menekankan pentingnya kejujuran dan ketulusan dalam setiap tindakan. Dalam Surah Al-Ma'un (107:4-6), Allah SWT memperingatkan kita terhadap orang-orang yang melakukan kebaikan secara berpura-pura:

 

"Maka celakalah orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, yang berbuat kebaikan hanya untuk dilihat (manusia)."

 

Ayat ini menekankan bahwa tindakan yang dilakukan hanya untuk mendapatkan pujian atau keuntungan pribadi tanpa niat tulus tidak akan mendapat berkah dari Allah SWT. Keramahan yang pura-pura termasuk dalam kategori ini, di mana seseorang menunjukkan sikap baik namun sebenarnya menyimpan niat buruk.

 

 Bahaya Keramahan yang Pura-pura

 

1. Mengikis Kepercayaan: Orang yang sering berpura-pura ramah dapat merusak kepercayaan orang lain. Ketika kebohongan mereka terbongkar, orang-orang di sekitarnya akan merasa dikhianati dan sulit untuk mempercayai mereka lagi.

 

2. Mengundang Fitnah: Keramahan yang tidak tulus seringkali membawa niat buruk, seperti menyebarkan fitnah atau menipu. Ini dapat menyebabkan perpecahan dan konflik di masyarakat.

 

3. Membuat Orang Lain Terlena: Ketika seseorang terlalu percaya pada keramahan yang pura-pura, mereka mungkin tidak waspada terhadap niat sebenarnya. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh orang yang berpura-pura ramah untuk melakukan tindakan yang merugikan.

 

 Permusuhan yang Terang-terangan dalam Pandangan Islam

 

Sebaliknya, permusuhan yang terang-terangan, meskipun tidak menyenangkan, seringkali lebih mudah dihadapi karena kita mengetahui niat dan posisi orang tersebut. Kita dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat dan berusaha untuk mengatasi permasalahan secara langsung.

 

Dalam Surah An-Nisa' (4:135), Allah SWT berfirman:

 

"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa."

 

Ayat ini mengajarkan kita untuk tetap bersikap adil dan bijak, bahkan terhadap musuh yang terang-terangan menunjukkan permusuhannya. Dengan demikian, kita dapat menyelesaikan konflik dengan cara yang sesuai dengan ajaran Islam.

 

 Menjaga Kejujuran dan Ketulusan dalam Islam

 

Untuk menghindari bahaya keramahan yang pura-pura, penting bagi kita untuk selalu berusaha menjaga kejujuran dan ketulusan dalam setiap interaksi. Rasulullah SAW bersabda:

 

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Hadis ini mengingatkan kita untuk selalu berkata dan bersikap baik dengan niat yang tulus. Dengan demikian, kita dapat menciptakan hubungan yang harmonis dan saling percaya di masyarakat.


Post a Comment

أحدث أقدم